Kompetisi Inter Dan Intra Spesifik Sebagai Faktor Pembatas Biotik


Doct. distanak.bantenprov.go.id


Dalam kehidupan di muka bumi ini, setiap makhluk hidup akan senantiasa berinteraksi satu sama lain baik dengan sesamanya maupun lingkungannya. Interaksi tersebut memiliki makna hubungan antara makluk hidup yang satu dengan yang lainnya. Namun setiap makhluk hidup tidak selamanya hidup pada kondisi dengan sumber daya alam (misal sumber makanan) yang stabil. Karena suatu sumber tersebut saling diperebutkan oleh makhluk hidup yang sama, maka terciptalah kompetisi antar makhluk hidup.

Kompetisi merupakan suatu konsep dimana terdapat dua spesies pada suatu populasi yang bersaing untuk memperebutkan sumber yang sama namun sumber tersebut tersedia terbatas. Ada dua kemungkinan hasil kompetisi antara spesies dalam niche ekologi yang sama, pesaing yang lebih lemah akan punah ataui salah satu spesies akan cukup mampu menggunakan sumber kebutuhan lain. Jika densitas populasi meningkat dan setiap anggota populasi mempunyai kepentingan yang sama terhadap suatu sumber yang terbatas, akibatnya angka kematian meningkat, kelahiran menurun sehingga angka pertumbuhan populasi pun menurun (Campbell & Mitchell, 1987).

Menurut Begon (1990) kompetisi dibagi menjadi dua jenis, yaitu inter dan intra spesies. Kompetisi intra spesies merupakan suatu kompetisi yang terjadi dalam satu spesies yang sama, sedangkan inter spesies merupakan kompetisi yang terjadi dalam spesies yang berbeda. Pada individu hewan, kebutuhan hidup yang sering diperebutkan antara lain adalah makanan, sumber air, tempat berlindung atau bersarang dan pasangan untuk kawin (Nurhamiyawan et al., 2013). Sedangkan pada tanaman, Secara fisik, tanaman budidaya bersaing dengan gulma untuk memperoleh cahaya, air, dan nutrisi (Hasanudin et al., 2012). Namun, dengan mengetahui karakteristik tanaman, tanaman dapat dikombinasikan pada lahan yang sama dengan tujuan yang saling meguntungkan, atau sering disebut dengan istilah tumpangsari.

Sistem tanam tumpangsari adalah salah satu usaha sistem tanam dimana terdapat dua atau lebih jenis tanaman yang berbeda ditanam secarabersamaan dalam waktu relatif sama atau berbeda dengan penanaman berselangseling dan jarak tanam teratur pada sebidang tanah yang sama (Purnamasari et al., 2012). Pemilihan tanaman penyusun dalam tumpangsari senantiasa mendasarkan pada perbedaan karaktermorfologi dan fisiologi antara lain kedalaman dan distribusi system perkaran, bentuk tajuk, lintasan fotosintesis, pola serapan unsure hara sehingga diperoleh sauatu karakteristik pertumbuhan, perkembangan dan hasil tumapngsari yang bersifat sinergis (Purnamasari et al., 2012).


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Begon, Michael.1990. Ecology:individuals, populations and communities.Second Edition. Blackwell Scientific Publications, USA.

Campbell and R. Mitchell. 1987. Biology. 5th Ed. Addison Wesley Longman, Inc.,USA.
Hasanuddin, G. Erida, Safmaneli, Pengaruhpersaingan gulma synedrella nodifloral. gaertn. pada berbagai densitas terhadap pertumbuhan hasil kedelai, Jurnal Agrista 16(3):146-152.
Nurhamiyawan, E.N.L., B. Prihandono, Helmi, 2013. Analisis dinamika model kompetisi dua populasi yang hidup bersama di titik kesetimbangan tidak terdefinisi. Bimaster  02(3):197–204.
Permanasari, I., D. Kastono, Pertumbuhan tumpangsari jagung dan kedelai pada perbedaan waktu tanam dan pemangkasan jagung, Jurnal Agroteknologi 3(1):13-20.

0 komentar: