Adaptasi Tanaman Terhadap Faktor Air
Adaptasi katus pada daerah minim air (www.desertusa.com) |
Air adalah komponen
pokok penunjang keberlangsungan makhluk hidup di muka bumi. Pada tanaman,
90% sel berisikan air dan 40 persennya digunakan untuk bertahan hidup dalam kondisi kering (Vickery, 1984). Selama siklus hidup, tanaman memperoleh air
dengan cara menyerap air dari lingkungan. Proses penyerapan tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya faktor tanaman dan faktor lingkungan. Faktor tanaman yang
berpengaruh adalah efisiensi perakaran, perbedaan tekanan difusi air tanah ke
akar, dan keadaan protoplasma tanaman. Faktor lingkungan yang berpengaruh adalah
kandungan air tanah, kelembaban udara, dan suhu tanah (Ai et
al., 2013).
Apabila tanaman berada pada cekaman kekeringan, hal ini dapat menimbulkan pengaruh yang kompleks terhadap tanaman. Secara morfologi dan fisiologi pengaruh defisit air dapat dilihat dari penampilan luas daun individu, kecepatan muncul daun, aktivitas asimilasi CO2, membuka menutup stomata, kecepatan pertumbuhan biji, dan pengisian biji (Kumalasari et al., 2012). Menurut Rost et al.(1984), tanaman dikasifikasikan menjadi 3 jenis berdasarkan kadar air lingkungan tempat hidupnya, yaitu :
- xerofit, tanaman yang dapat hidup di tempat yang sangat
kering
- hidrofit, tanaman yang dapat hidup di tempat yang
sangat basah.
- mesofit, tanaman yang dapat tumbuh subur di tempat
tersedianya air dengan jumlah sedang.
Bentuk adaptasi secara fisik dapat mempengaruhi tumbuhan yang mempengaruhi tumbuhan terhadap faktor air adalah berupa lapisan kutikula dan stomata. Kutikula pada tanaman yang ada di darat memiliki peran membantu mencegah desikasi atau dengan daun yang kutikulanya tipis. Besar kecilnya lubang stomata dapat berpengaruh pada pertukaran gas saat proses evaporasi terjadi (Salomon et al., 2008). Tanaman yang melakukan fotosintesis dengan kondisi air yang terbatas akan cenderung mempertahankan turgor dan memproduksi osmolytes dengan tujuan untuk melindungi jaringan dari dehidrasi (Kostopoulou et al., 2009).
Adaptasi dalam tanaman dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
Adaptasi
Morfologi
Adaptasi morfologi meliputi penyesuaian diri
makhluk hidup dengan ditandai adanya bentuk tertentu dari bagian tubuh mahkluk
hidup agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Lingkungan hidup yang
berbeda menyebabkan adaptasi morfologi yang berbeda pula.
Adaptasi
fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian
yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan adanya penyesuaian
pada organ atau alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan baik.
Adaptasi
biokimia
Adaptasi biokimia adalah adaptasi
yang bertujuan untuk melindungi sel-sel dan jaringan dari kerusakan dan
kematian selama keadaaan kering yang berat.
Dalam budidaya tanaman, pemahaman akan jenis kondisi tanaman dalam adaptasinya terhadap ketersediaan air sangatlah diperlukan. Jika suplai air ke lahan pertanian kurang, tanaman akan mengalami dehidrasi dan mati mengering. Sebaliknya, jika suplai air ke lahan pertanian berlebih, maka tanaman akan mengalami keadaan anaerob dan mati membusuk. Jadi, dengan pemahaman akan hal tersebut, penerapan proses pengairan dapat dilakukan dengan baik dan tepat agar menghasilkan produk pertanian yang memuaskan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ai, S.N.,
P. Torey. 2013. Karakter morfologi akar sebagai indikator kekurangan air pada
tanaman, Jurnal
Bioslogos 3(1):31-39.
Kostopoulou P.,Vrahnakis M.S., Merou T., dan Lazaridou M. 2009.
Perennial-like adaptation mechanisms of annual legumes to limited irrigation.
Jurnal Biologi Lingkungan 31:311-314.
Rost, T.L., M.G. Barbour., R.M. Tahornton., T.E. Weler.,
C.R.Stocking. 1984.Botany. John Willey and Sons, Canada.
Solomon, E.P., L.R. Berg, D.W. Marten. 2008. Biology 8th ed.
Thomson Brook or Cole, Belmont.
Vickery, M.L.
1984. Ecology of Tropical Plants. Great Britanian, Pitman Press Limited.
0 komentar: